Pernahkah kamu merasa cemas atau panik berlebihan? Atau mungkin kamu sering merasa sedih dan murung tanpa sebab yang jelas? Hati-hati, bisa jadi kamu sedang mengalami masalah kesehatan mental.
Namun, alih-alih mencari diagnosis di internet, lebih baik kamu konsultasikan dengan psikolog atau profesional kesehatan mental. Mengapa? Karena self diagnosis bisa berbahaya!
Apa Self Diagnosis
Self Diagnosis adalah praktik di mana seseorang mencoba menentukan kondisi kesehatan mereka sendiri tanpa bantuan profesional medis. Ini sering terjadi ketika seseorang merasa gejala tertentu dan mencari informasi di internet atau buku-buku kesehatan untuk mencoba menemukan jawaban atas gejala tersebut. Contohnya adalah ketika seseorang merasa sedih terus-menerus dan mencari informasi tentang depresi, lalu mengidentifikasi dirinya sebagai penderita depresi tanpa evaluasi dari dokter.
Dalam konteks psikologis, self diagnosis juga terjadi terkait dengan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, atau gangguan makan. Sebagai contoh, seseorang yang merasa khawatir secara terus-menerus mungkin mengidentifikasi dirinya sebagai penderita gangguan kecemasan berdasarkan informasi yang ditemukan sendiri, tanpa konsultasi dengan profesional medis yang terlatih.
Namun, penting untuk diingat bahwa self diagnosis tidak menggantikan diagnosis yang akurat dan perawatan yang tepat dari dokter atau psikolog yang berpengalaman. Mengandalkan self diagnosis dapat membahayakan karena dapat mengarah pada pengobatan yang tidak tepat atau penanganan yang kurang efektif terhadap kondisi kesehatan yang sebenarnya. Lebih baik mencari bantuan medis yang sesungguhnya untuk mendapatkan evaluasi yang komprehensif dan perawatan yang tepat.
Baca juga: Cognitive Dissonance: Ketika Dua Pemikiran Saling Bertentangan
Mengapa Self Diagnosis Berbahaya?
Ada beberapa alasan mengapa self diagnosis berbahaya, antara lain:
Informasi yang tidak akurat: Internet dan sumber informasi lainnya tidak selalu menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya. Hal ini dapat menyebabkan orang salah mendiagnosis diri sendiri.
Ketidakmampuan untuk menafsirkan gejala: Gejala penyakit atau kondisi kesehatan mental bisa tumpang tindih dengan gejala penyakit lain. Orang yang tidak memiliki pengetahuan medis yang cukup mungkin tidak dapat menafsirkan gejalanya dengan benar.
Kecemasan dan stres: Self diagnosis dapat menyebabkan kecemasan dan stres yang berlebihan, terutama jika orang tersebut mendiagnosis diri sendiri dengan penyakit yang serius.
Penundaan pengobatan: Jika orang salah mendiagnosis diri sendiri, mereka mungkin menunda mencari pengobatan yang tepat. Hal ini dapat memperburuk kondisi mereka.
Pengobatan yang salah: Jika orang salah mendiagnosis diri sendiri, mereka mungkin mengobati diri sendiri dengan obat yang salah. Hal ini dapat berbahaya dan bahkan berakibat fatal.
Baca juga: Burnout: Kelelahan Fisik Dan Mental Akibat Stres Kronis
Tips Menghindari Self Diagnosis:
Konsultasikan dengan profesional: Jika Anda mengalami gejala penyakit atau kondisi kesehatan mental, konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes diagnostik untuk mendiagnosis kondisi Anda dengan tepat.
Dapatkan informasi dari sumber terpercaya: Jika Anda ingin mencari informasi tentang penyakit atau kondisi kesehatan mental, pastikan Anda mendapatkan informasi dari sumber terpercaya seperti situs web organisasi kesehatan resmi atau jurnal medis.
Berhati-hatilah dengan kuis online: Kuis online tentang penyakit atau kondisi kesehatan mental mungkin tidak akurat dan tidak dapat memberikan diagnosis yang tepat.
Jangan ragu untuk bertanya: Jika Anda memiliki pertanyaan tentang kesehatan Anda, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter atau profesional kesehatan lainnya.
Penting untuk diingat bahwa self diagnosis bukanlah cara yang aman dan akurat untuk mendiagnosis penyakit atau kondisi kesehatan mental. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang tepat.
Baca juga: Selective Attention: Bagaimana Ingatan Kita Mempengaruhi Keputusan