Apa itu Gangguan Kepribadian Borderline? Yuk kita pahami!

Facebook
LinkedIn
WhatsApp
Twitter
Borderline

Gangguan Kepribadian Borderline (BPD) seringkali seperti berlayar di tengah samudra yang tak terduga. Satu saat Anda berada di puncak ombak, merasa bersemangat dan penuh harapan. Namun detik berikutnya Anda bisa terjerembab ke dalam lembah gelombang, diterjang perasaan putus asa dan kesendirian.

Artikel ini adalah peta untuk menavigasi samudra emosi yang rumit ini. Praktiqu akan memberikan pemahaman yang jelas tentang BPD, bagaimana mengenalinya, dan bagaimana menemukan pelabuhan aman melalui pengobatan dan dukungan.

Apa Itu Gangguan Kepribadian Borderline (BPD)

Borderline

Borderline Personality Disorder (BPD) dan Gangguan Bipolar adalah dua gangguan mental yang sering kali disalah artikan sebagai satu sama lain. Keduanya memiliki gejala yang mirip, seperti perubahan suasana hati yang ekstrem dan perilaku impulsif. Namun, kedua gangguan ini memiliki perbedaan yang signifikan, baik dari segi definisi, gejala, penyebab, maupun pengobatan.

BPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan ketidakstabilan suasana hati, citra diri, dan perilaku. Pengidap BPD sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat dan ekstrim, dari bahagia menjadi sedih, marah, atau cemas. Mereka juga sering mengalami perubahan citra diri yang cepat, dari merasa berharga menjadi merasa tidak berharga. Selain itu, pengidap BPD juga sering melakukan perilaku impulsif dan berisiko, seperti terlibat dalam hubungan yang tidak sehat, penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol, atau melakukan tindakan kekerasan.

Gangguan bipolar adalah gangguan mood yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrim, dari mania menjadi depresi. Fase mania ditandai dengan suasana hati yang sangat gembira, berenergi, dan percaya diri. Sementara itu, fase depresi ditandai dengan suasana hati yang sangat sedih, putus asa, dan kehilangan minat.

Penyebab pasti BPD tidak diketahui, namun dipercaya bahwa faktor genetik, lingkungan, dan neurobiologis berperan. Risiko mengembangkan BPD meningkat jika ada riwayat keluarga dengan gangguan serupa, pengalaman traumatis di masa kecil, seperti penelantaran atau pelecehan, dan perubahan tertentu dalam otak yang berhubungan dengan regulasi emosi.

Baca juga: Mengenang Perjuangan Ibu Hadapi Baby Blues Pasca Melahirkan

Gejala BPD

Borderline

Gejala BPD dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu:

  • Ketidakstabilan suasana hati: Pengidap BPD sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat dan ekstrim, dari bahagia menjadi sedih, marah, atau cemas.
  • Ketidakstabilan citra diri: Pengidap BPD sering mengalami perubahan citra diri yang cepat, dari merasa berharga menjadi merasa tidak berharga.
  • Ketidakstabilan perilaku: Pengidap BPD sering melakukan perilaku impulsif dan berisiko, seperti terlibat dalam hubungan yang tidak sehat, penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol, atau melakukan tindakan kekerasan.
  • Kesulitan dalam hubungan: Pengidap BPD sering mengalami hubungan yang tidak stabil dan penuh konflik. Mereka juga rentan merasa diabaikan atau ditinggalkan.
  • Pikiran dan perilaku yang membahayakan diri sendiri: Pengidap BPD sering melukai diri sendiri, baik secara fisik maupun emosional. Mereka juga berisiko melakukan upaya bunuh diri.

Diagnosis dan Penyembuhan BPD

Diagnosis BPD umumnya dibuat oleh profesional kesehatan mental melalui wawancara klinis dan menggunakan alat penilaian khusus. Tidak ada tes laboratorium yang dapat mendiagnosis BPD.

Pengobatan BPD biasanya melibatkan kombinasi terapi psikologis dan obat-obatan. Terapi dialektika perilaku (DBT) dan terapi perilaku kognitif (CBT) telah terbukti efektif. Obat-obatan, seperti antidepresan, stabilisator mood, atau antipsikotik, dapat membantu mengelola gejala tertentu.

Baca juga: Mengenal Overthinking Dan Cara Mengatasinya

Tips Membantu Orang dengan Gangguan Kepribadian Borderline

Borderline

Jika Anda mengenal seseorang yang didiagnosis dengan BPD, berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk membantunya:

1. Mengelola Hubungan dengan Baik

Mempelajari cara mengelola hubungan merupakan aspek penting dari pengelolaan BPD. Ini termasuk membangun batasan yang sehat, mengembangkan keterampilan komunikasi, dan belajar mengenali dan mengelola emosi yang intens.

2. Berikan Dukungan dan Perhatian

Dukungan Atau support system dari keluarga, teman, dan grup dukungan dapat sangat membantu. Dukungan emosional dan pengertian bisa sangat berarti bagi seseorang dengan BPD. Menunjukkan empati dan validasi terhadap perasaan mereka membantu mereka merasa didengar dan dihargai.

3. Mencari Bantuan Professional

Mendorong dan membantu seseorang dengan BPD untuk mencari bantuan profesional adalah langkah penting. Ini bisa berarti membantu mereka menemukan terapis, menemani mereka ke janji, atau sekadar memberikan informasi tentang sumber daya yang tersedia.

4. Hindari Menyalahkan atau Menghakimi Mereka

Penting untuk menghindari menyalahkan atau menghakimi seseorang dengan BPD. Sikap menyalahkan hanya akan meningkatkan perasaan bersalah dan malu yang mungkin mereka rasakan, yang dapat memperburuk kondisi mereka

5. Kenali Tanda-Tanda Bahwa Mereka Membutuhkan Bantuan

Mengenali tanda-tanda peringatan seperti ancaman bunuh diri atau perilaku menyakiti diri sendiri sangat penting. Memahami gejala ini dan merespons dengan tepat bisa menjadi langkah penting dalam mencegah krisis dan memastikan keselamatan.

Memahami dan mengelola BPD memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan profesional kesehatan mental seperti Psikolog, dukungan dari orang-orang terdekat, dan komitmen pribadi untuk pertumbuhan dan perubahan. Meskipun tantangannya signifikan, banyak orang dengan BPD dapat mencapai stabilitas dan kepuasan dalam hidup mereka dengan pengobatan dan dukungan yang tepat.

Baca juga: Tips Mengembangkan Kecerdasan Emosional Pada Anak