Memori merupakan aspek penting dari kehidupan manusia, memungkinkan kita untuk menyimpan dan mengingat pengalaman masa lalu. Namun, tidak semua kenangan yang kita miliki akurat. False False memory atau memori palsu adalah kenangan tentang peristiwa yang tidak pernah terjadi atau kenangan yang salah tentang suatu peristiwa.
Harus diingat bahwa false memory ini sering sekali terjadi. Sehingga memahami dan mengenali memori palsu dapat membantu Anda memisahkan fakta dari rekayasa.
Baca juga: 7 Ciri Kamu Termasuk Orang Yang Manipulatif
Apa Itu False Memory?
Memori palsu dapat didefinisikan sebagai ingatan yang tidak akurat tentang peristiwa masa lalu, detail yang keliru dalam sebuah memori, atau bahkan penciptaan lengkap tentang peristiwa yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Memori kita bukan seperti kamera yang bisa menangkap segala sesuatu dengan jelas dan akurat, tapi lebih seperti membuat kolase. Dalam membuat kolase, kita mengambil potongan-potongan ingatan, beberapa mungkin kita tambah dengan hiasan atau bahkan cerita yang sebenarnya tidak terjadi, untuk menciptakan gambaran keseluruhan.
Jadi, ingatan kita itu terkadang dibuat-buat dan tidak selalu mencerminkan kejadian yang sebenarnya dengan tepat.
Baca juga: Strategi Efektif Untuk Move On Dari Masa Lalu
Bagaimana False Memory Terbentuk?
Beberapa faktor dapat berkontribusi pada pembentukan memori palsu, termasuk persepsi yang tidak akurat, inferensi, emosi, informasi yang salah, dan atribusi yang salah.
Persepsi yang Tidak Akurat: Terkadang kita melihat hal-hal yang tidak ada dan melewatkan hal-hal yang jelas di depan mata kita, yang dapat menyebabkan informasi tidak terkode dengan benar dari awal.
Inferensi: Memori lama dan pengalaman bisa bersaing dengan informasi baru, seringkali mengisi celah atau kekosongan dalam ingatan kita dengan pengetahuan atau keyakinan saat ini.
Emosi: Emosi yang kuat dapat membuat suatu pengalaman lebih mudah diingat, tetapi kadang-kadang juga bisa mengarah pada memori yang salah atau tidak dapat dipercaya.
Informasi yang Salah: Informasi yang akurat tercampur dengan informasi yang tidak benar dapat mendistorsi ingatan kita tentang suatu peristiwa.
Atribusi yang Salah: Ini melibatkan menggabungkan elemen dari berbagai peristiwa menjadi satu cerita yang koheren, salah mengingat dari mana Anda mendapatkan informasi tertentu, atau bahkan mengingat peristiwa yang dibayangkan dari masa kecil Anda dan percaya bahwa mereka nyata.
Baca juga: Love Hate Relationship Hubungan Cinta Tapi Benci
Strategi Mengenali False Memory
Tidak ada cara pasti untuk menentukan apakah sebuah memori itu benar atau palsu kecuali Anda memiliki jenis bukti independen dari luar. Namun, beberapa strategi dapat membantu meningkatkan kemampuan Anda untuk mempercayai sebuah memori, termasuk:
Mencari Bukti Tambahan: Jika bukti lain bertentangan dengan yang Anda ingat, penting untuk mempertanyakan keakuratan ingatan Anda sendiri.
Ingatlah Bahwa Memori Palsu Terjadi pada Semua Orang: Tidak peduli seberapa yakin Anda atau orang lain mengingat kenangan, seberapa banyak emosi di baliknya, atau seberapa kuat perasaan Anda tentang itu. Anda masih mungkin salah.
Waspadai Pengaruh Luar: Bahkan cara pertanyaan diajukan bisa mengubah detail yang Anda rekonstruksi dari memori.
Hindari Informasi yang Salah: Pertimbangkan sumbernya dan menjauh dari judul clickbait yang dimuat dengan teks yang memprovokasi emosi, dirancang untuk menggoyahkan opini Anda.
Penting untuk diingat bahwa memori bukanlah rekaman yang akurat tentang masa lalu, tetapi konstruksi yang dapat berubah seiring waktu. Dengan memahami dan menerima ketidaksempurnaan memori kita, kita dapat lebih waspada terhadap kemungkinan memori palsu dan belajar mengelolanya dengan lebih baik.