Di dunia yang semakin terobsesi dengan kecantikan dan kesempurnaan, tersembunyi sebuah pertempuran yang sering tak terlihat, namun dirasakan dengan intens oleh mereka yang mengalami Body Dysmorphic Disorder (BDD).
Tidak hanya ketidakpuasan dengan penampilan, masalah ini adalah hasil dari konflik internal yang mendalam di mana bayang-bayang ketidaksempurnaan menjadi monster yang menghantui setiap gambaran diri.
Pengertian Body Dysmorphic Disorder
Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah gangguan kejiwaan dimana seseorang terus-menerus cemas dengan kekurangan pada penampilan fisik mereka, meskipun kekurangan tersebut kecil atau tidak nyata. Individu dengan BDD sering menghabiskan waktu berjam-jam memikirkan penampilan mereka dan dapat melakukan perilaku berulang seperti terus-menerus memeriksa diri di cermin, grooming berlebihan, atau mencari validasi dari orang lain.
BDD dapat mempengaruhi bagian tubuh mana pun, tetapi yang paling umum adalah wajah, kulit, rambut, berat badan, dan bentuk tubuh. Penderita BDD sering kali merasa bahwa kekurangan fisik mereka sangat mencolok dan mengerikan, meskipun orang lain mungkin tidak melihatnya atau menganggapnya tidak penting.
Gejala Body Dysmorphic Disorder
Gejala BDD dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Gejala Kognitif
- Kekhawatiran berlebihan terhadap kekurangan fisik
- Keyakinan yang kuat bahwa kekurangan fisik tersebut membuat diri terlihat jelek atau tidak sempurna
- Pikiran yang mengganggu tentang kekurangan fisik
2. Gejala Perilaku
- Melakukan pemeriksaan tubuh berulang kali
- Menghindari situasi sosial karena khawatir akan diperhatikan kekurangan fisik
- Menggunakan kosmetik atau pakaian untuk menyembunyikan kekurangan fisik
- Melakukan operasi plastik atau prosedur medis lainnya
- Menggunakan obat-obatan atau zat terlarang untuk mengurangi kecemasan
Penyebab dan Dampaknya
Penyebab BDD belum sepenuhnya dipahami, tetapi diduga melibatkan kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan psikologis.
- Faktor genetik bisa berarti BDD lebih sering terjadi pada orang dengan riwayat keluarga menderita BDD atau gangguan kecemasan lain.
- Faktor lingkungan, seperti pengalaman traumatis termasuk bullying atau pelecehan seksual, juga bisa memicu BDD.
- Faktor Psikologis, penderita BDD sering kali memiliki citra diri yang negatif dan perfeksionis, mencerminkan pengaruh kuat faktor psikologis dalam pengembangan gangguan ini.
BDD dapat berdampak serius pada berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk:
- Hubungan interpersonal yang terganggu karena ketidakpercayaan diri.
- Kinerja kerja atau sekolah yang menurun akibat gangguan pikiran.
- Isolasi sosial akibat kekhawatiran yang berlebihan terhadap penampilan.
- Risiko tinggi untuk pengembangan gangguan makan dan kecenderungan bunuh diri.
Baca juga: Fakta Tes IQ Yang Perlu Kamu Ketahui
Pengobatan Body Dysmorphic Disorder
BDD dapat diobati dengan kombinasi terapi dan obat-obatan. Terapi yang dapat digunakan untuk mengobati BDD antara lain:
- Terapi kognitif-perilaku (CBT): CBT membantu penderita BDD untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang negatif terkait penampilan fisiknya.
- Terapi penerimaan dan komitmen (ACT): ACT membantu penderita BDD untuk menerima kekurangan fisiknya dan fokus pada hal-hal lain yang lebih penting dalam hidup.
- Terapi interpersonal-relasi (IPT): IPT membantu penderita BDD untuk mengatasi masalah hubungan interpersonal yang dapat memperburuk BDD.
Obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati BDD antara lain:
- Obat antidepresan: Obat antidepresan dapat membantu mengurangi kecemasan dan depresi yang menyertai BDD.
- Obat antipsikotik: Obat antipsikotik dapat membantu mengurangi pikiran dan perilaku yang mengganggu terkait penampilan fisik.
Baca juga: Tips Jitu Mengelola Emosi Agar Tetap Santuy Di Tempat Kerja
Pencegahan Body Dysmorphic Disorder
Belum ada cara yang pasti untuk mencegah BDD, tetapi beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resikonya antara lain:
- Membangun citra diri yang positif: Cobalah untuk fokus pada hal-hal positif tentang diri kamu, bukan hanya pada kekurangan fisik kamu.
- Mengembangkan keterampilan koping: Belajarlah untuk mengelola stres dan kecemasan dengan cara yang sehat.
- Mencari bantuan profesional jika perlu: Jika kamu merasa khawatir berlebihan tentang penampilan fisik kamu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
Menghadapi BDD bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan dukungan yang tepat, individu dapat belajar mengelola gejala mereka:
- Mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater.
- Bergabung dengan grup dukungan untuk orang-orang yang mengalami BDD.
- Membangun jaringan dukungan dari keluarga dan teman.
Body Dysmorphic Disorder adalah gangguan serius yang membutuhkan pemahaman dan penanganan yang tepat. Dengan pengobatan dan dukungan, orang-orang dengan BDD dapat mempelajari cara mengelola kecemasan mereka dan menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan.
Baca juga: Kreatif Itu Obat: Terapi Seni Yang Bikin Hati Adem