Memahami Toxic Parenting dan Dampak Negatifnya

Facebook
LinkedIn
WhatsApp
Twitter
toxic parenting

Toxic parenting adalah masalah yang merajalela dan dapat memiliki dampak yang berkepanjangan pada kesejahteraan anak. Ini melampaui tantangan normal dalam mendidik anak, menyelami perilaku merugikan yang dapat mempengaruhi perkembangan dan kesehatan mental anak.

Dampak dari pola asuh toksik pada anak dapat sangat signifikan dan berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan mereka. Biasanya orang tua dengan gaya strict parents tergolong salah satu dari pola asuh toksik. Yuk kenali lebih lanjut apa saja jenis pola asuh toksik.

Baca juga: Mengenal Act Of Service Salah Satu Bahasa Cinta

Jenis-jenis Toxic Parenting

toxic parenting
Source: Pexels

Terdapat beberapa jenis toxic parenting yang dapat mempengaruhi anak secara negatif. Berikut adalah beberapa jenisnya:

1. Emotional abuse

Kekerasan emosional adalah bentuk perlakuan yang melibatkan penggunaan kata-kata atau perilaku yang merendahkan, kritis berlebihan, dan manipulasi emosional terhadap seorang anak. Jenis toksisitas ini dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan mental anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Orang tua yang terlibat dalam kekerasan emosional mungkin menggunakan kata-kata yang merendahkan, meremehkan, atau menghina anak secara terus-menerus. Ini bisa mencakup ejekan, cacian, atau perkataan yang merusak harga diri anak.

Kekerasan emosional juga mencakup kritik yang berlebihan terhadap anak. Orang tua mungkin selalu menyoroti kekurangan atau kegagalan anak, tanpa memberikan apresiasi atau dorongan positif.

2. Physical abuse

Salah satu jenis parenting yang merugikan adalah pelecehan fisik, yang mencakup penggunaan kekerasan fisik terhadap anak, seperti pukulan, tendangan, gigitan, atau penggunaan objek untuk menyebabkan cedera fisik. Dalam keluarga, kekerasan fisik seringkali terjadi dalam konteks kekuasaan dan kontrol yang tidak sehat.

Salah satu bentuk parenting berbahaya yang paling berbahaya adalah pelecehan fisik, yang dapat membahayakan kesehatan anak dalam jangka panjang. Jika ada tanda-tanda kekerasan fisik, penting untuk segera mengambil tindakan untuk melindungi anak dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk memperbaiki trauma yang mungkin mereka alami.

Sudah seharusnya ada pihak berwenang atau organisasi yang dapat membantu menyelamatkan anak dari situasi berbahaya dan memberikan perawatan yang tepat untuk memulihkan mereka ketika mengetahui seorang anak mengalami parenting yang berbahaya. 

3. Neglect

Neglect merujuk pada ketidakmampuan atau ketidakperhatian untuk memenuhi kebutuhan dasar fisik, emosional, atau psikologis seseorang, terutama ketika seseorang memiliki tanggung jawab untuk memberikan perawatan atau pengasuhan. 

Dalam konteks pengasuhan anak, neglect mengacu pada kurangnya perhatian atau pemenuhan kebutuhan esensial anak oleh orang tua atau penanggung jawabnya.
Neglect dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk:

  • Neglect Fisik:Kurangnya pemenuhan kebutuhan fisik dasar, seperti makanan, pakaian yang layak, tempat tinggal yang aman, atau perawatan medis yang dibutuhkan.
  • Neglect Emosional:Kurangnya pemberian dukungan emosional, perhatian, atau kasih sayang yang diperlukan untuk perkembangan emosional yang sehat.
  • Neglect Pendidikan:Tidak memberikan pendidikan yang memadai atau tidak mengajak anak untuk belajar dan berkembang secara intelektual.
  • Neglect Medis:Tidak memberikan perawatan kesehatan yang diperlukan atau menunda penanganan masalah kesehatan anak.

Identifikasi dan penanganan neglect memerlukan peran aktif dari lembaga perlindungan anak dan pihak yang berkompeten untuk memastikan bahwa anak mendapatkan perawatan dan perlindungan yang sesuai dengan hak-haknya.

4. Overparenting

Overparenting, atau sering disebut sebagai “helicopter parenting”, adalah gaya pengasuhan di mana orang tua terlalu terlibat atau terlibat secara berlebihan dalam kehidupan anak-anak mereka. Orang tua yang terlibat dalam overparenting cenderung terlalu banyak mengawasi, mengontrol, dan mengatur semua aspek kehidupan anak-anak mereka, bahkan dalam hal-hal yang seharusnya bukan tanggung jawab dan keputusan anak.

Contoh overparenting termasuk khawatir terlalu banyak tentang keselamatan anak, terlibat terlalu banyak dalam kegiatan anak, ikut campur dalam konflik antar anak, dan berusaha mengatasi semua tantangan dan kegagalan anak. Overparenting biasanya berasal dari niat baik untuk menjaga dan membantu anak-anak, tetapi jika terlalu banyak dilakukan, dapat berdampak buruk pada pertumbuhan anak.

Mencari keseimbangan dalam pengasuhan adalah penting; itu berarti memberikan anak kesempatan untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri, mengambil risiko, dan berkembang menjadi individu yang mandiri sambil tetap memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan.

5. Under Parenting

Under parenting adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola pengasuhan di mana orang tua kurang terlibat atau memberikan perhatian yang kurang memadai terhadap kebutuhan anak-anak mereka. Dalam situasi under parenting, anak-anak mungkin mengalami kurangnya dukungan emosional, kurangnya bimbingan, dan kurangnya perhatian terhadap perkembangan mereka.

Ciri-ciri dari under parenting dapat mencakup, kurangnya pembinaan dalam hal norma sosial atau etika, serta minimnya dukungan dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Orang tua yang terlibat dalam under parenting mungkin tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap perkembangan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan umum anak-anak mereka.

Penting untuk diingat bahwa baik overparenting maupun under parenting memiliki dampak yang negatif pada perkembangan anak. Mencari keseimbangan yang tepat dalam memberikan dukungan, bimbingan, dan kebebasan kepada anak adalah kunci untuk pengasuhan yang sehat dan positif.

Baca juga: Cara Terapi Wicara Anak Di Rumah

Dampak Toxic Parenting

toxic parenting
Source: Pexels

Toxic parenting dapat berdampak negatif pada anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, toxic parenting dapat menyebabkan anak mengalami berbagai masalah misalnya insomnia atau gangguan tidur. Beberapa dampak lainnya adalah:

  1. Stres
  2. Kecemasan
  3. Depresi
  4. Gangguan perilaku
  5. Anak insecure

Dalam jangka panjang, toxic parenting dapat menyebabkan anak mengalami berbagai masalah, seperti:

  1. Gangguan kepribadian
  2. Gangguan mental
  3. Kesulitan dalam menjalin hubungan interpersonal

Baca juga: Manfaat Terapi Perilaku Dan Cara Melakukannya

Cara Menghindari Toxic Parenting

toxic parenting
Source: Pexels

Menghindari toxic parenting merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung perkembangan anak. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah toxic parenting:

1. Self-Reflection (Refleksi Diri)

Orang tua perlu secara teratur merefleksikan perilaku dan keputusan mereka. Kesadaran akan potensi perilaku toksik adalah langkah pertama untuk menghindarinya.

2. Komunikasi Terbuka

Membuka saluran komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak adalah kunci. Anak harus merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan mereka tanpa takut dicemooh atau dihakimi.

3. Pentingnya Empati

Membangun empati terhadap perasaan dan pengalaman anak sangat penting. Memahami dunia mereka dapat membantu menghindari perilaku yang merugikan.

4. Batasan yang Sehat

Menetapkan batasan yang jelas dan sehat merupakan bagian penting dari pengasuhan yang positif. Anak perlu memahami konsekuensi dari perilaku mereka, tetapi juga perlu merasa didukung dan dicintai. 

5. Memberikan Dukungan Emosional

Memberikan dukungan emosional yang konsisten kepada anak sangat penting. Anak perlu merasa dicintai, dihargai, dan didukung dalam pengembangan pribadi mereka.

Jika Anda merasa kesulitan untuk menerapkan pola asuh yang sehat, Anda dapat mendapatkan dukungan dari orang lain, seperti pasangan, keluarga, atau teman. Dan jika Anda membutuhkan tenaga profesional maka Anda bisa melakukan konseling ke psikolog atau ke psikiater.

Parenting berbahaya dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental anak. Untuk menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung kesehatan mental anak, sangat penting untuk memahami jenis parenting berbahaya, dampaknya, dan cara mengatasi parenting berbahaya. Sangat penting untuk memahami hubungan erat antara parenting berbahaya dan kesehatan mental untuk mengurangi dan mengatasi efek yang mungkin terjadi.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk terus belajar tentang cara yang baik untuk mendidik anak-anak mereka. Ini akan membangun dasar yang baik untuk pertumbuhan positif anak-anak mereka.

Baca juga: Mengenal 5 Jenis Love Language