Superiority Complex: Penyebab, Gejala dan Lainnya

Facebook
LinkedIn
WhatsApp
Twitter
Superiority Complex

Superiority complex, atau kompleks superioritas, adalah kondisi psikologis dimana seseorang memiliki keyakinan berlebihan bahwa dirinya lebih unggul dibandingkan orang lain. Orang dengan kondisi ini cenderung menunjukkan perilaku sombong, meremehkan orang lain, atau melebih-lebihkan kemampuan dan pencapaian diri. Meski dari luar tampak percaya diri, pada kenyataannya kompleks superioritas sering kali menutupi rasa tidak aman atau rendah diri yang mendalam.

Gejala Kompleks Superioritas

Sumber: Pexels

Terdapat beberapa gejala yang umum terlihat pada seseorang yang memiliki kompleks superioritas, antara lain:

  1. Meremehkan Orang Lain: Seseorang dengan kompleks superioritas cenderung berbicara atau bertindak seolah-olah orang lain tidak sebanding dengan dirinya.
  2. Sikap Sombong: Mereka sering kali merasa paling benar, paling cerdas, dan lebih baik dibandingkan orang lain.
  3. Sulit Menerima Kritik: Seseorang dengan kondisi ini sering kali menolak kritik atau saran dari orang lain dan cenderung bersikap defensif.
  4. Mementingkan Diri Sendiri: Mereka memiliki kebutuhan untuk selalu berada di pusat perhatian dan mendapatkan pengakuan sebagai yang terbaik.
  5. Sikap Mendominasi: Dalam percakapan atau situasi sosial, mereka cenderung mendominasi dan memastikan bahwa pandangan serta kepentingan mereka yang paling diutamakan.

Penyebab Kompleks Superioritas

Ada beberapa faktor yang dapat memicu terbentuknya kompleks superioritas, di antaranya:

  1. Mekanisme Pertahanan Diri: Seringkali, kompleks superioritas merupakan mekanisme pertahanan untuk menutupi perasaan rendah diri atau ketidakamanan yang mendalam.
  2. Pengalaman Masa Kecil: Trauma masa kecil seperti perlakuan berlebihan dari orang tua atau justru pengabaian dapat memicu perasaan inferior yang pada akhirnya berkembang menjadi superioritas.
  3. Kurangnya Penerimaan Diri: Ketidakmampuan menerima kelemahan diri sendiri dapat mendorong seseorang mencari validasi eksternal melalui sikap dominan dan meremehkan orang lain.
  4. Lingkungan yang Kompetitif: Tekanan sosial atau lingkungan yang kompetitif sering kali memaksa seseorang untuk menunjukkan superioritas sebagai bentuk pertahanan diri dan menjaga harga diri.

Perbedaan Antara Kompleks Inferioritas dan Superioritas

Sumber: Pexels

Meski tampak berlawanan, kompleks inferioritas dan superioritas seringkali memiliki keterkaitan yang erat. Kompleks inferioritas adalah kondisi di mana seseorang merasa kurang dibandingkan dengan orang lain, sering kali menunjukkan perilaku rendah diri, dan meragukan kemampuan dirinya. Sebaliknya, kompleks superioritas membuat seseorang merasa lebih baik atau lebih hebat dari orang lain.

Namun, keduanya memiliki akar yang sama, yaitu perasaan ketidakamanan. Perbedaan utamanya adalah pada cara mengekspresikan perasaan tersebut. Seseorang dengan kompleks inferioritas cenderung menunjukkan keraguan pada diri sendiri, sedangkan mereka yang memiliki kompleks superioritas menampilkan kepercayaan diri yang berlebihan. Meski begitu, perilaku superioritas sering kali hanya menjadi tameng untuk menutupi perasaan rendah diri yang mendalam.

Baca juga: Memahami Penilaian Kinerja dan Aspeknya