Self awareness
Menyadari kondisi diri (self awareness) merupakan salah satu langkah awal bagi setiap individu untuk meninkatkan well being dirinya. Menyadari kondisi diri adalah, setidaknya, untuk mengetahui bagaimana proses yang sedang berlangsung secara internal, terhadap situasi eksternal yang dihadapi.
Kesadaran akan proses ini membuat kita bisa membuka dialog pada diri sendiri. Mengeetahui getaran dalam diri, menanyakan kabar, meluaskan pertimbangan, mengecek why dan how dalam setiap aksi rekasi, terkait pikiran, perasaan dan perilaku yang lahir.
Pikiran otomatis
Dalam menghadapi rutinitas hidup yang berulang, system pikiran semakin terbiasa untuk memberi respon yang rutin dan berulang pula, sehingga lahirlah pola yang otomatis. Seperti halnya saat mempelajari suatu keterampilan baru, seperti menyetir. Pada saat keterampilan itu baru dipelajari, kita sangat awas/sadar dengan tahap dan proses yang dilakukan, sehingga konsentrasi dan energi terfokus pada kegiatan tersebut. Namun, saat hal itu sudah rutin dilakukan, maka telah menjadi terbiasa, sehingga perilaku menyetir menjadi otomatis.
Saat pola otomatis lahir, maka seluruh kegiatan berjalan secara otomatis, termasuk pikiran, perasaan dan perbuatan. Terjadi proses generalisasi yang membawa pengalaman khusus yang berulang, menjadi sebuah kesimpulan umum. Contohnya ketika sedang menyetir, dan kita melihat pengendara motor menyalip dan hamper mencelakakan pengemudi lain. Akibat seringnya hal ini disaksikan, bisa jadi muncul perasaan sebal, menganggap pengemudi itu acuh, dan menggerutu.
Demikian pula dalam situasi lain. Seseorang bisa menjalani kegiatan tanpa betul-betul sadar mengenai apa yang sedang ia hadapi, dan bagaimana proses internalnya saat menghadapi situasi tersebut. Maka, ketika ada hal yang keliru dalam situasi tersebut, bisa baru disadari belakangan, atau malah menumpuk dalam ketidaksadaran kita. Layaknya sampah yang menumpuk, maka sewaktu-waktu, emosi menumpuk ini bisa memberi efek negative: muncul dalam perilaku negative berbeda; mood yang tidak terkendali; atau meledak dalam bentuk lonjakan amarah atau rasa sedih yang mendalam.
Setiap orang unik, setiap proses berbeda
Setiap pribadi memiliki pengalaman yang berbeda, juga profil yang berbeda. Secara keseluruhan, setiap orang memiliki cara berfikir, kepribadian dan pengalaman yang berbeda. Maka proses otomatis yang terjadi pada masing-masing individu pun berbeda.
Untuk mencapai self awareness, kita perlu menyetop proses otomatis yang terjadi dalam diri, dan mengecek kembali. Menjadi kritis pada diri sendiri: apakah (betul) ini yang kurasakan? Apakah (betul) ini yang kuinginkan? Baru setelah itu terjadi, kita bisa move forward , dan menyusun apa yang kita inginkan di masa datang.