Hidup adalah sesuatu yang luar biasa. Begitu banyak pengalaman menakjubkan, begitu banyak peluang untuk meraih prestasi besar. Anda bisa mendaki Everest, membangun bisnis besar yang sukses, atau memberikan pidato inspiratif Brian S. Lowery di TED Talk. Dan ketika Anda mencapai kesuksesan itu, rasanya luar biasa, sebuah perasaan penuh euforia, kebanggaan, dan perayaan yang menggembirakan.
Namun, ada satu momen yang sering kali datang setelah kegembiraan itu mereda, terkadang perlahan, terkadang tiba-tiba: sebuah pertanyaan, “Apakah ini saja? Apakah hanya ini makna hidup?”
Pertanyaan ini membawa kita pada pencarian sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pencapaian pribadi. Penelitian psikologi tentang makna hidup mengungkapkan tiga elemen utama yang membentuk kehidupan yang bermakna: koherensi, tujuan, dan signifikansi.
Koherensi: Dunia yang Dapat Dipahami
Koherensi berarti hidup terasa masuk akal, teratur, dan dapat diprediksi. Rutinitas kecil seperti bangun pagi, menyikat gigi, dan menjalani hari memberikan struktur yang membuat hidup terasa stabil. Pencapaian pribadi sering kali membawa rasa koherensi ini, karena kita bekerja dalam kerangka tertentu. Ketika saya, misalnya, mengejar gelar profesor, saya tahu persis apa yang harus saya lakukan: menerbitkan penelitian, mengajar dengan baik, dan membangun jaringan.
Namun, koherensi ini hanyalah langkah pertama menuju kehidupan yang bermakna. Setelah tujuan itu tercapai, muncul kebutuhan akan sesuatu yang lebih mendalam.
Tujuan: Arah untuk Masa Depan
Tujuan memberikan orientasi ke depan, memberi kita alasan untuk bangun di pagi hari. Ketika kita mengejar sesuatu, ada kejelasan tentang langkah-langkah yang harus diambil. Dalam mengejar kesuksesan, inilah yang paling jelas: daftar tugas, target yang harus dicapai, dan upaya yang terarah.
Tetapi meskipun tujuan memberi arah, pencapaian tujuan itu sendiri sering kali tidak menghasilkan makna mendalam. Tujuan yang benar-benar bermakna adalah yang melibatkan sesuatu di luar diri kita.
Signifikansi: Melampaui Diri Sendiri
Elemen terakhir dan yang paling penting adalah signifikansi. Ini adalah perasaan bahwa hidup kita memiliki dampak yang lebih besar, bahwa kita melampaui batasan diri kita saat ini. Sayangnya, pencapaian pribadi sering kali gagal memberikan signifikansi ini, karena sifatnya yang terfokus pada diri sendiri.
Pencapaian terbesar dalam hidup, seperti yang dikatakan Leonardo da Vinci, mungkin masih meninggalkan kekosongan. Bahkan ia, seorang jenius yang mengubah dunia dengan karya-karyanya, dikabarkan merasa bahwa pencapaiannya belum cukup.
Namun, signifikansi sejati ditemukan dalam hubungan dan kontribusi kita terhadap cerita orang lain. Ketika kita menjadi bagian dari perjalanan orang lain, kita menemukan makna yang tidak bisa diberikan oleh pencapaian pribadi.
Mencari Makna dalam Hubungan
Pengalaman saya bersama mahasiswa doktoral menjadi contoh nyata bagaimana hubungan mendalam memberikan makna. Ketika saya membantu mereka meraih impian mereka, fokus saya beralih dari diri sendiri ke bagaimana saya dapat mendukung mereka. Saya menyadari bahwa makna hidup tidak hanya tentang apa yang kita capai, tetapi tentang peran yang kita mainkan dalam kehidupan orang lain.
Berpartisipasi dalam cerita orang lain tidak hanya memberi kita makna, tetapi juga memberi orang lain kesempatan untuk menemukan makna dalam hidup mereka. Di sinilah letak keindahan kehidupan manusia: lingkaran saling memberi antara kemurahan hati dan rasa syukur.
Melampaui Pencapaian
Pencapaian pribadi adalah sesuatu yang luar biasa, dan kita harus merayakannya. Namun, kita harus berhati-hati agar tidak menggantikan kebutuhan manusiawi akan makna dengan sekadar mengejar pencapaian. Makna hidup sering kali tidak mudah diukur, tidak seperti jumlah gaji atau penghargaan.
Jika Anda ingin hidup lebih bermakna, cobalah untuk:
- Menjadi pemeran pendukung dalam cerita orang lain. Bantu mereka bersinar dan temukan kepuasan dam peran tersebut.
- Terima bahwa pencarian makna mungkin tidak selalu membawa kebahagiaan. Tetapi, upaya itu akan memberi Anda rasa kepuasan mendalam yang tidak bisa digantikan.
Ketika kita pergi dari dunia ini, semua pencapaian materiil akan memudar. Yang akan tersisa hanyalah jejak yang kita tinggalkan dalam cerita orang lain, dampak yang kita berikan, dan bagaimana kita membantu mereka bersinar lebih terang. Dan itulah warisan sejati kita.