Penyebab Panic Attack dan Anxiety Disorder

Facebook
LinkedIn
WhatsApp
Twitter
panic attack dan anxiety disorder

Perasaan cemas dan takut sesekali tentu pernah dialami semua orang. Namun, bila kecemasan dan ketakutan tersebut muncul secara berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari-hari, bisa jadi itu merupakan gejala dari panic attack atau anxiety disorder.

Meskipun sama-sama terkait kecemasan, panic attack dan anxiety disorder memiliki perbedaan mendasar, termasuk dalam hal penyebabnya. Mari simak penjelasan berikut ini.

Baca juga: Menguak Misteri Gen Z Memiliki Second Account

Faktor Penyebab Panic Attack dan Anxiety Disorder

Source Image: Unsplash

Para ahli belum bisa memastikan penyebab pasti dari panic attack dan anxiety disorder. Akan tetapi, beberapa faktor diduga berperan, yaitu:

1. Faktor Biologis

Penelitian dalam neurosains menyoroti peran penting zat kimia otak, seperti serotonin, dalam mengatur suasana hati dan respons terhadap stres. Ketidakseimbangan kimia ini dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, memicu reaksi berlebihan terhadap stimulus yang sebenarnya tidak berbahaya, dan akhirnya memicu serangan panik.

Studi terbaru juga menemukan bahwa neurotransmitter lain, seperti dopamine, juga berperan dalam regulasi emosi. Perkembangan obat-obatan baru yang menargetkan jalur neurotransmitter tertentu memberikan harapan baru dalam pengobatan gangguan kecemasan.

2. Faktor Psikologis

Terapi kognitif perilaku (CBT) telah terbukti menjadi salah satu pendekatan efektif dalam mengatasi panic attack dan anxiety disorder. Melalui teknik restrukturisasi kognitif dan eksposur terkontrol, CBT membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang memicu kecemasan.

Studi kasus menunjukkan bagaimana individu yang menderita gangguan kecemasan dapat mengatasi kondisinya melalui terapi. Contoh nyata ini memberikan ilustrasi tentang bagaimana faktor psikologis, seperti trauma masa lalu atau stres kronis, dapat mempengaruhi pengalaman seseorang dengan kecemasan.

3. Faktor Lingkungan

Penggunaan media sosial berlebihan telah terbukti memiliki dampak negatif terhadap kesejahteraan mental. Tekanan untuk selalu terhubung dan menampilkan diri secara sempurna di platform ini dapat meningkatkan perasaan tidak adekuat dan memperburuk kecemasan.

Tidak hanya itu, lingkungan fisik juga dapat memainkan peran penting dalam tingkat kecemasan masyarakat. Penelitian telah menunjukkan bahwa faktor lingkungan seperti polusi udara dan kepadatan populasi dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan.

Baca juga: Fear Of Failure: Ketika Rasa Takut Selalu Menghantui

Perbedaan Keduannya

Source Image: Unsplash

Berikut ini beberapa perbedaan antara panic attack dan anxiety disorder:

1. Panic Attack

Panic attack bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa alasan jelas. Gejala fisik yang menyertai, seperti jantung berdebar, sesak napas, dan pusing, bisa membuat penderita panik dan semakin cemas.

2. Anxiety Disorder

Berbeda dengan panic attack, anxiety disorder biasanya muncul karena adanya faktor pemicu yang sudah diketahui. Misalnya, seseorang dengan fobia terhadap keramaian akan cemas dan gelisah berlebihan ketika berada di tempat ramai.

Jika Anda kerap mengalami gejala panic attack atau anxiety disorder, disarankan memeriksakan diri ke dokter atau psikolog.  Dengan diagnosis tepat dan penanganan sesuai, kondisi ini bisa dikontrol dengan baik.

Baca juga: Cognitive Reframing: Ubah Pola Pikir Negatif Tentang Kegagalan