Istilah “puber kedua” sebenarnya tidak ada dalam dunia medis. Istilah ini lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menggambarkan perubahan perilaku dan emosi yang terjadi pada orang dewasa, terutama di sekitar usia paruh baya (40-65 tahun). Perubahan ini seringkali dibandingkan dengan masa pubertas karena adanya kemiripan dalam hal fluktuasi emosi dan pencarian jati diri.
Apa yang sebenarnya terjadi?
- Midlife Crisis: Kondisi yang lebih tepat untuk menggambarkan perubahan ini adalah midlife crisis. Ini adalah periode di mana seseorang mungkin mengalami pertanyaan tentang makna hidup, penyesuaian diri dengan perubahan peran, atau perasaan tidak puas dengan pencapaian yang telah diraih.
- Perubahan Hormonal: Pada wanita, perubahan hormonal menjelang menopause dapat menyebabkan gejala fisik dan emosional yang mirip dengan pubertas, seperti perubahan suasana hati yang drastis.
- Faktor Psikologis: Stres, perubahan gaya hidup, atau peristiwa hidup yang signifikan juga dapat memicu perubahan emosi dan perilaku pada orang dewasa.
Ciri-ciri “Puber Kedua”
- Perubahan Mood: Lebih sering mengalami mood swing, mudah marah, atau sedih.
- Perubahan Perilaku: Mencari pengalaman baru, mengubah gaya hidup, atau kembali ke hobi masa muda.
- Krisis Identitas: Merasa tidak puas dengan pencapaian atau peran dalam hidup.
- Meningkatkan Perhatian pada Penampilan: Lebih memperhatikan penampilan fisik.
Mengapa Terjadi?
- Proses Penuaan: Tubuh mengalami perubahan secara alami seiring bertambahnya usia.
- Perubahan Peran: Misalnya, anak-anak sudah dewasa, karir mencapai puncak, atau menghadapi pensiun.
- Perbandingan dengan Masa Muda: Membandingkan diri dengan masa muda dan merasa tidak lagi seproduktif dulu.
Apa yang Harus Dilakukan?
- Menerima Perubahan: Perubahan adalah bagian alami dari hidup. Belajar untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
- Menjaga Kesehatan: Olahraga teratur, makan makanan sehat, dan cukup tidur dapat membantu menjaga keseimbangan emosi.
- Membangun Jaringan Sosial: Berinteraksi dengan orang-orang terdekat dapat memberikan dukungan emosional.
- Mencari Bantuan Profesional: Jika kesulitan mengatasi perubahan, berkonsultasi dengan psikolog atau terapis dapat membantu.
Meskipun “puber kedua” sering dikaitkan dengan hal-hal negatif, periode ini juga bisa menjadi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan penanganan yang tepat, perubahan ini dapat menjadi pengalaman yang positif.
“Puber kedua” lebih merupakan istilah populer daripada istilah medis. Perubahan yang terjadi pada orang dewasa seiring bertambahnya usia adalah hal yang wajar dan dapat dikelola. Jika Anda atau orang terdekat mengalami perubahan yang signifikan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.