Stres merupakan reaksi alami tubuh terhadap berbagai tantangan atau perubahan. Ini bisa bersifat positif maupun negatif. Stres positif, atau eustress, dapat memotivasi dan meningkatkan fokus. Sementara stres negatif, atau distress, bisa mengganggu kesehatan mental dan fisik.
Pengertian Stres
Saat menghadapi situasi yang terasa berbahaya, orang mengalami stress, yang merupakan tekanan fisik dan mental. Stres adalah cara tubuh menanggapi ancaman, tekanan, dan tuntutan.
Penyebabnya bisa sangat beragam, mulai dari hal-hal yang dilakukan seseorang hingga kondisi lingkungannya. Jika sistem saraf merasa ada ancaman, mereka akan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin, yang dapat menyebabkan reaksi seperti jantung berdetak lebih cepat, otot menegang, nafas memburu, dan tekanan darah meningkat.
Istilah “fight or flight” atau respons stress mengacu pada berbagai reaksi ini. Masalah ini dapat muncul pada setiap orang, mulai dari bayi hingga orang dewasa. Tubuh akan menunjukkan sinyal waspada terhadap bahaya dan kesulitan tersebut saat terjadi.
Selain itu, reaksi tubuh dapat positif atau negatif. Reaksi positif termasuk meningkatnya rasa waspada atau termotivasi saat menghadapi tantangan; tanda reaksi negatif termasuk kecemasan dan ketakutan, yang biasanya disertai dengan banyak keluhan fisik.
Baca juga: Gejala PTSD, Penyebab Serta Penanganannya
Jenis-Jenis Stres
Secara umum, stres dibagi menjadi dua kategori utama: akut dan kronis. Berikut adalah penjelasannya:
1. Stres Akut
Stres akut adalah stress yang terjadi dalam jangka waktu singkat, biasanya dalam beberapa menit atau jam. Stres akut dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti:
- Peristiwa yang mengancam jiwa atau kesehatan, seperti kecelakaan, bencana alam, atau serangan fisik.
- Peristiwa yang tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, putus cinta, atau gagal ujian.
- Peristiwa yang menimbulkan kecemasan atau ketakutan, seperti berbicara di depan umum, mengikuti tes, atau menghadapi wawancara kerja.
Gejala stres akut dapat berupa:
- Perubahan fisik, seperti denyut jantung meningkat, napas cepat, berkeringat, otot tegang, dan mual muntah.
- Perubahan emosional, seperti merasa cemas, takut, marah, atau bingung.
- Perubahan perilaku, seperti sulit berkonsentrasi, sulit tidur, atau menarik diri dari orang lain.
Contoh stres akut:
- Seorang pengendara mobil yang menghindari tabrakan dengan kendaraan lain.
- Seorang pasien yang menjalani operasi.
2. Stres Kronis
Stres kronis adalah stress yang berlangsung dalam jangka waktu panjang, biasanya lebih dari enam bulan. Stress kronis dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti:
- Masalah keuangan, seperti utang atau kehilangan pekerjaan.
- Masalah hubungan, seperti konflik dengan pasangan atau anggota keluarga.
- Masalah kesehatan, seperti penyakit kronis atau disabilitas.
Gejala stres kronis dapat berupa:
- Perubahan fisik, seperti sakit kepala, nyeri otot, gangguan pencernaan, dan masalah tidur.
- Perubahan emosional, seperti depresi, kecemasan, dan mudah tersinggung.
- Perubahan perilaku, seperti penggunaan obat-obatan atau alkohol, makan berlebihan, atau menarik diri dari orang lain.
Contoh stres kronis:
- Seorang karyawan yang bekerja dengan tekanan tinggi.
- Seorang ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Stress kronis dapat berdampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental. Stress kronis dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan gangguan mental. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stress dengan baik.
Baca juga: Mengenal Insomnia, Penyebab Dan Cara Mengatasinya
Teknik Mengelola Stres
Mengelola stress bukan hanya penting, tetapi juga mungkin dengan beberapa teknik sederhana yang dapat mengubah hari Anda menjadi lebih baik.
1. Relaksasi
Pertama dan terpenting adalah relaksasi yang punya banyak manfaat seperti teknik mindfulness. Bayangkan diri Anda tenggelam dalam ketenangan melalui meditasi, mengikuti gaya yoga yang lembut, atau menggunakan teknik pernapasan yang mendalam.
Latihan-latihan ini tidak hanya menenangkan pikiran Anda, tetapi juga membuat Anda merasa lebih tenang secara mental.
2. Olahraga
Kedua, jangan mengabaikan dampak olahraga. Berlari, berenang, atau berjalan cepat mengeluarkan endorfin, yang menurunkan stress dan meningkatkan mood Anda. Olahraga tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik; itu juga membantu Anda menjadi lebih sehat secara mental dan merasa lebih baik.
3. Komunikasi
Sangat melegakan untuk berbicara dengan teman atau keluarga tentang perasaan Anda. Mendengarkan, merasa didengar, dan berbicara sangat membantu mengurangi beban mental.
Dengan menerapkan ketiga strategi ini setiap hari, Anda tidak hanya akan mengurangi stres, tetapi Anda juga akan mendapatkan tingkat kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih tinggi.
Stres merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Dengan mengelolanya dengan baik, stress bisa menjadi alat yang membantu kita berkembang dan beradaptasi dengan perubahan.