Emotional Sponge: Ketika Empati Berlebihan Menjadi Bumerang

Facebook
LinkedIn
WhatsApp
Twitter
Emotional Sponge: Ketika Empati Berlebihan Menjadi Bumerang

Pernahkah kamu merasa begitu tersentuh oleh kesedihan orang lain, sampai kamu ikut merasakan kesedihan itu? Atau, kamu mudah merasa cemas saat melihat orang lain cemas? Jika ya, kamu mungkin termasuk dalam kategori “emotional sponge”.

Emotional sponge adalah sebutan bagi orang yang memiliki empati tinggi, sehingga mereka mudah menyerap emosi orang lain di sekitar mereka. Layaknya spons, mereka “menyerap” emosi tersebut, baik positif maupun negatif.

Memiliki empati tinggi memang merupakan hal yang positif. Namun, pada emotional sponge, empati yang berlebihan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.

Tanda-tanda Kamu Seorang Emotional Sponge

Sumber Gambar: Pexels

Berikut beberapa tanda kalau kamu orang mudah menyerap emosi orang laibn.

1. Mudah Tersentuh oleh Emosi Orang Lain

Kamu merasakan emosi orang lain dengan sangat intens, bahkan melebihi orang yang mengalaminya.

2. Sering Merasa Lelah Secara Emosional

Menyerap emosi orang lain secara terus menerus dapat menguras energi emosionalmu.

3. Sulit Membedakan antara Emosimu Sendiri dan Emosi Orang Lain

Kamu mungkin merasa kebingungan saat mencoba memahami perasaanmu sendiri, karena tercampur dengan emosi orang lain.

4. Memiliki Kebiasaan untuk Selalu Membantu Orang Lain

Kamu selalu ingin membantu orang lain, meskipun terkadang mengorbankan kebutuhanmu sendiri.

5. Merasa Bertanggung Jawab atas Perasaan Orang Lain

Kamu merasa bersalah ketika orang lain di sekitarmu merasa sedih atau marah.

Dampak Negatif Emotional Sponge pada Kesehatan Mental

Sumber Gambar: Pexels

1. Stres

Terlalu banyak menyerap emosi negatif dapat meningkatkan tingkat stresmu. Ketika kamu terus-menerus terpapar emosi orang lain, terutama yang negatif, tubuh dan pikiranmu mengalami tekanan yang berlebihan. Ini bisa menyebabkan berbagai masalah fisik seperti sakit kepala, gangguan tidur, dan kelelahan kronis.

2. Cemas

Kamu mungkin menjadi lebih mudah cemas dan khawatir, terutama ketika berada di sekitar orang yang sedang mengalami emosi negatif. Rasa cemas ini bisa muncul karena kamu tidak hanya harus mengatasi emosimu sendiri, tetapi juga harus mengelola emosi orang lain yang kamu serap. Akibatnya, perasaan gelisah dan ketakutan bisa menjadi lebih sering muncul dalam kehidupan sehari-hari.

3. Depresi

Dalam beberapa kasus, emotional sponge dapat meningkatkan risiko depresi. Ketika kamu terus-menerus menyerap emosi negatif tanpa memiliki mekanisme untuk melepaskannya, hal ini bisa mengakibatkan perasaan putus asa dan kesedihan yang mendalam. Lambat laun, ini bisa berkembang menjadi depresi, yang membutuhkan intervensi profesional untuk diatasi.

4. Burnout

Kamu mungkin merasa lelah secara emosional dan “terbakar habis” karena selalu ingin membantu orang lain. Burnout terjadi ketika kamu memberikan terlalu banyak dari dirimu sendiri tanpa mendapatkan cukup waktu untuk istirahat dan pemulihan. Ini bisa menyebabkan perasaan kelelahan ekstrim, sinisme, dan bahkan perasaan tidak berguna. Burnout emosional seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk pulih dan bisa mengganggu fungsi sehari-hari serta hubungan personal.

Baca juga: Manfaat Terapi Gestalt Dalam Memahami Diri Sendiri

Tips untuk Mengatasi Emotional Sponge

Sumber Gambar: Pexels

1. Batasi Interaksi dengan Orang yang Negatif

Jika memungkinkan, batasi interaksi dengan orang-orang yang selalu membawa energi negatif. Hal ini dapat membantu mengurangi paparan terhadap emosi negatif yang dapat kamu serap.

2. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri

Penting untuk memiliki “me time” untuk menenangkan diri dan mengisi ulang energi emosionalmu. Meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang kamu sukai atau hanya beristirahat dapat membantu mengurangi beban emosional yang kamu rasakan.

3. Belajarlah untuk Mengatakan “Tidak”

Kamu tidak berkewajiban untuk selalu membantu orang lain. Boleh saja untuk mengatakan “tidak” jika kamu merasa tidak mampu atau jika membantu akan mengorbankan kesejahteraanmu sendiri.

4. Latih Teknik Mindfulness

Teknik mindfulness dapat membantumu untuk lebih fokus pada saat ini dan melepaskan diri dari emosi orang lain. Dengan lebih sadar akan pikiran dan perasaanmu sendiri, kamu dapat mengelola dengan lebih baik bagaimana kamu merespons emosi orang lain.

5. Cari Bantuan Profesional

Jika kamu merasa emotional sponge berdampak signifikan pada kesehatan mentalmu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau terapis. Mereka dapat membantu kamu mengembangkan strategi lebih lanjut untuk mengelola dan mengatasi dampak negatif dari kemampuan menyerap emosi orang lain.

Menjadi emotional sponge tidak selalu berarti hal yang buruk. Dengan memahami diri sendiri dan menerapkan tips-tips di atas, kamu dapat belajar untuk mengelola empati dan menjaga kesehatan mentalmu.

Ingatlah bahwa kamu tidak bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain. Kamu berhak untuk memprioritaskan kesehatan mentalmu sendiri.

Baca juga: Cara Meningkatkan Resilien Dengan Bantuan Terapi