Strict parent adalah orang tua yang menerapkan pendekatan pendidikan yang sangat disiplin dan tegas terhadap anak-anak mereka. Orang tua yang menerapkan pola asuh strict parents artinya mereka memiliki aturan yang ketat, mengharapkan tingkat prestasi yang tinggi dari anak-anak mereka, dan cenderung memantau kegiatan dan perilaku anak-anak secara keta
Ciri-ciri Strict Parents
Strict parent atau orang tua dengan gaya asuh ketat memiliki beberapa ciri pola asuh, diantaranya:
1. Aturan yang Ketat
Sesuai dengan asal katanya strict parents artinya orang tua dengan gaya asuh ini cenderung memiliki aturan yang sangat jelas dan ketat yang harus diikuti oleh anak-anak mereka. Mereka mengharapkan kepatuhan yang tinggi terhadap aturan-aturan ini.
2. Kontrol yang Tinggi
Orang tua ketat cenderung memantau dan mengawasi kegiatan anak-anak mereka secara konstan. Mereka ingin tahu di mana anak-anak berada dan dengan siapa mereka berinteraksi.
3. Harapan yang Tinggi
Orang tua dengan pola asuh ini seringkali memiliki harapan yang tinggi terhadap prestasi anak-anak mereka, baik dalam hal akademis maupun prestasi lainnya. Mereka mendorong anak-anak untuk selalu mencapai yang terbaik.
4. Kelonggaran yang Minim
Orang tua yang ketat jarang memberikan ruang untuk anak-anak mereka melakukan kesalahan atau bereksperimen. Mereka cenderung memiliki toleransi yang rendah terhadap kesalahan.
5. Penekanan pada Disiplin
Disiplin adalah salah satu nilai kunci dalam pola asuh ini. Salah satu ciri yang paling mencolok dari strict parents adalah sering mengajarkan anak-anak mereka tentang tanggung jawab dan kedisiplinan.
6. Kurangnya Kebebasan
Anak-anak yang dibesarkan oleh strict parent artinya mereka mungkin akan mendapatkan perasaan kurang memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan atau mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri.
Baca juga: Mengenal Bipolar Dan Ciri-Cirinya
Dampak Dari Gaya Asuh Strict Parents Terhadap Anak
Maksud sebagian orang tua menerapkan gaya asuh strict parent adalah untuk membentuk karakter yang kuat dan disiplin pada anak-anak, namun tidak dipungkiri ternyata gaya asuh ini dapat menyebabkan dampak negatif jika tidak seimbang. Berikut ini merupakan beberapa dampak dari pola asuh strict parents yang mungkin muncul pada anak:
1. Stres Tinggi
Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua ketat sering mengalami tingkat stres yang tinggi. Tekanan untuk memenuhi harapan yang tinggi dan kepatuhan terhadap aturan yang ketat dapat menjadi beban yang berat bagi mereka.
2. Rendahnya Kepercayaan Diri
Pola asuh yang ketat seringkali menghasilkan anak-anak yang merasa rendah diri. Mereka mungkin merasa sulit untuk merasa puas dengan diri mereka sendiri karena selalu harus memenuhi ekspektasi tinggi orang tua.
3. Kurangnya Kreativitas
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan ketat mungkin memiliki keterbatasan dalam hal mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri. Pola asuh ini dapat membatasi kreativitas mereka.
4. Hubungan yang Tegang
Ketegangan seringkali muncul dalam hubungan antara orang tua dan anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ketat. Perbedaan pandangan tentang aturan dan ekspektasi dapat mengganggu hubungan keluarga.
5. Ketakutan Akan Hukuman
Anak-anak mungkin lebih cenderung bertindak karena takut akan hukuman daripada karena pemahaman tentang apa yang benar atau salah. Hal ini dapat menghambat perkembangan moral mereka.
6. Kurangnya Kemampuan untuk Menghadapi Keputusan
Karena mereka jarang diberikan kesempatan untuk membuat keputusan sendiri, anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh ketat mungkin mengalami kesulitan dalam menghadapi situasi di mana mereka perlu membuat keputusan penting.
7. Kesulitan Beradaptasi
Anak-anak yang tidak memiliki pengalaman dalam mengelola kebebasan mereka sendiri mungkin mengalami kesulitan dalam beradaptasi ketika mereka menjadi dewasa dan harus mengambil tanggung jawab yang lebih besar.
Penting untuk diingat bahwa dampak dari pola asuh ketat dapat bervariasi dari satu anak ke anak lainnya. Beberapa anak mungkin mampu mengatasi tekanan ini dengan baik, sementara yang lain mungkin lebih rentan terhadap dampak negatifnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua yang menerapkan pola asuh ini untuk selalu memantau dan berkomunikasi dengan anak-anak mereka serta mencari keseimbangan antara disiplin dan kebebasan dalam pendidikan mereka.
Baca juga: Mengenal Act Of Service Salah Satu Bahasa Cinta
Menjaga Keseimbangan Antara Pendekatan Ketat dan Fleksibel dalam Mendidik Anak
Menjaga keseimbangan antara pendekatan ketat dan fleksibilitas dalam pendidikan anak merupakan tugas yang penting bagi orang tua. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu orang tua menjaga keseimbangan ini:
1. Komunikasi Terbuka
Salah satu kunci dalam menjaga keseimbangan adalah komunikasi yang terbuka dengan anak-anak. Dengarkan apa yang mereka pikirkan dan rasakan, dan berikan kesempatan bagi mereka untuk berbicara tentang perasaan dan pandangan mereka.
2. Mengenal Kebutuhan Individu
Setiap anak memiliki kebutuhan dan kepribadian yang berbeda. Usahakan untuk memahami karakteristik unik anak Anda. Apa yang mungkin efektif untuk satu anak mungkin tidak cocok untuk yang lain.
3. Berikan Ruang untuk Eksplorasi
Penting untuk memberikan anak-anak kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri. Ini dapat membantu mereka mengembangkan kreativitas dan rasa mandiri.
4. Jadwalkan Waktu untuk Hiburan
Selain waktu untuk belajar dan tugas-tugas, pastikan juga ada waktu untuk hiburan dan rekreasi. Anak-anak perlu waktu untuk bersantai dan bersenang-senang.
5. Tetapkan Aturan yang Jelas
Meskipun fleksibel, tetapkan aturan yang jelas dan konsekuensi yang adil jika aturan dilanggar. Ini membantu anak-anak memahami batasan yang ada.
6. Beri Kesempatan untuk Belajar dari Kesalahan
Anak-anak perlu belajar dari kesalahan mereka. Jika mereka membuat kesalahan, bicarakan dengan mereka tentang konsekuensi dan bagaimana mereka dapat menghindari kesalahan serupa di masa depan.
7. Berikan Pilihan Terbatas
Ketika memungkinkan, berikan anak-anak pilihan dalam hal-hal tertentu. Ini memberi mereka rasa kontrol dalam kehidupan mereka dan membantu mereka mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan.
8. Pantau dan Berikan Dukungan
Pantau perkembangan anak-anak Anda secara teratur, baik dalam hal prestasi akademis maupun emosional. Berikan dukungan jika mereka menghadapi kesulitan atau stres.
9. Jadilah Contoh yang Baik
Orang tua adalah contoh utama bagi anak-anak. Tunjukkan kepada mereka nilai-nilai seperti disiplin, integritas, dan empati melalui tindakan Anda sendiri.
10. Kompromi
Terkadang, situasi memerlukan kompromi. Diskusikan masalah dengan anak-anak dan cari solusi yang dapat diterima bersama.
Penting untuk diingat bahwa menjaga keseimbangan antara ketat dan fleksibel dalam pendidikan adalah proses dinamis. Orang tua perlu selalu mengevaluasi pendekatan mereka sesuai dengan perkembangan anak-anak mereka dan berusaha untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan yang seimbang secara fisik, emosional, dan intelektual.
Baca juga: Memahami Insecure Dan Cara Mengatasinya